Sabtu, 08 November 2014

Diary tentang Model Pembelajaran Kooperatif


Dalam pembelajaran kooperatif ini kita mengenal tentang model-model pembelajaran kooperatif. Saya belajar model-model pembelajaran kooperatif ini dengan mengamati dari kelompok-kelompok yang menampilkan berbagai model-model pembelajaran kooperatif di depan kelas. Masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang dan menampilkan model-model pembelajaran yang berbeda untuk setiap kelompoknya dan 1 kelas terdiri kurang lebih ada 40 anak. Kelompok yang tampil berperan sebagai guru dan yang tidak tampil berperan sebagai siswa. Ada 9 tipe yang sempat ditampilkan dalam perkuliahan lalu yaitu : tipe STAD, tipe Make and Match, tipe STL, tipe TAI, tipe LT, tipe NHT, tipe JIGSAW, tipe GI dan tipe Discovery Learning. Adapun hasil pengamatan dan komentar saya dari kelompok yang telah menampilkan tipe-tipe pembelajaran kooperatif sebagai berikut :

Pada hari kamis 25 september 2014

1.      Model pembelajaran kooperatif tipe STAD(Student Teams Achievement).
a.      Langkah-langkah :
1.      Guru memulai pelajaran dengan menyapa murid-muridnya.
2.      Guru menyiapkan siswa untuk siap memulai pelajaran.
3.      Guru memberi tahu materi pelajaran yang akan dipelajari.
4.      Guru memberikan penjelasan tentang materi yang sedang dipelajari.
5.      Guru membentuk siswa kedalam kelompok. Tiap kelompok 4-5 siswa.
6.      Guru memberikan LKS pada tiap-tiap kelompok.
7.      Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi.
8.      Guru memberi kesempatan pada tiap-tiap kelompok untuk presentasi,
9.      Guru memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
b.      Peran guru
1.      Guru menyampaikan materi.
2.      Guru membentuk siswa kedalam kelompok.
3.      Guru sebagai fasilitator karena guru memberi fasilitas untuk belajar yaitu LKS.
4.      Guru sebagai mediator.
            5.      Guru sebagai sumber ilmu.
            6.      Guru mengumumkan siswa terbaik.
c.       Siswa belajar
            1.      Siswa belajar dari penjelasan yang diberikan oleh guru.
            2.      Siswa belajar dari berdiskusi dengan teman kelompoknya.
            3.      Siswa melatih kemampuannya dari soal-soal yang diberikan.
            4.      Siswa saling bertukar pikiran dengan teman kelompoknya.
d.      Kebaikan STAD
1.      Dapat melatih siswa mengembangkan sosialisasi dengan kelompoknya.
2.      Melatih siswa untuk lebih terampil dalam mengerjakan soal-soal.
3.      Melatih keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat.
e.       Komentar saya
Guru kurang menguasai kelas sehingga kelas menjadi tidak kondusif, siswa cenderung berdiskusi diluar topik materi pelajaran. Guru perlu mengajak siswa untuk aktif berdiskusi materi yang sedang dipelajari.

2.      Model pembelajaran kooperatif tipe Make a match
a.      Langkah-langkah
1.      Guru memberikan salam dan berdoa sebelum memulai pelajaran.
2.      Guru menyiapkan siswa untuk siap memulai pelajaran.
3.      Guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran, metode pembelajaran yang digunakan, materi yang akan dipelajari.
4.      Guru membentuk siswa kedalam 2 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri jumlah siswa yang sama banyak dan kedua kelompok itu dinamai kelompok A dan kelompok B.
5.      Guru membagikan lembar kartu berisi jawaban dan soal. masing – masing siswa satu lembar kartu , kelompok A mendapat masing – masing satu lembar jawaban dan kelompok B masing – masing mendapat satu lembar kartu soal.
6.      Siswa diberi kesempatan untuk mencari pasangan jawaban dan pertanyaan yang tepat.
7.      Siswa yang sudah mendapatkan pasangannya diminta untuk presentasi dan hasil presentasinya didisukusikan benar atau salahnya. Yang belum mendapat pasangan duduk di deretan belakang yang nantinya akan dihukum kemudian di bantu mencari pasangannya.
8.      Guru menghukum siswa yang salah memilih pasangan.
9.      Guru memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
b.      Peran guru
1.      Guru sebagai fasilitator memfasilitasi kartu lembar soal dan jawaban.
2.      Guru sebagai mediator dalam belajar.
3.      Guru sebagai penilai. Guru mengkonfirmasi kebenaran pasangan jawaban dan pertanyaan.
c.       Siswa belajar
1.      Siswa belajar untuk mencari jawaban atau petanyaan yang tepat.
2.      Siswa belajar dari diskusi guru dan siswa-siswa yang lain saat pengecekan masing-masing pasangan.
d.      Kebaikan Make and Match
1.      Dengan adanya hukuman siswa dilatih untuk lebih teliti dalam mencari pasangan, jadi siswa tidak asal memilih pasangan.
2.      Materi pelajarannya jadi lebih menarik perhatian siswa
3.      Mengembangkan sosialisasi siswa.
e.       Komentar
Pembelajarannya menjadi sangat berisik saat mencari pasangan jawaban maupun pertanyaan menyebabkan kelas yang kurang kondusif. Guru sebaiknya memberikan referensi buku sebagai sumber belajar siswa supaya saat mencari pasangan juga tidak kesulitan dan dapat mengkonfirmasi saat pengecekan pasangan dan jawaban secara jelas.
Pada hari kamis 2 oktober 2014
3.   Model pembelajaran kooperatif Tipe STL( Student Team Learning).
a.      Langkah – langkah :
1.      Guru memberikan salam dan doa sebagai pembuka pelajaran.
2.      Guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran, metode pembelajaran yang digunakan, materi yang akan dipelajari.
3.      Guru membagi kelompok (5 – 6) siswa dengan heterogen.
4.      Guru membagikan LKS kepada masing – masing kelompok.
5.      Guru menjelaskan materi dengan monitor.
6.      Siswa berdiskusi untuk menyelesaikan masalah yang ada pada LKS.
7.      Perwakilan dari masing – masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya.
8.      Guru memberi reward kepada kelompok terbaik dan siswa terbaik.
b.      Peran Guru
1.      Guru menyampaikan materi pelajaran.
2.      Guru berperan sebagai fasilitator memfasilitasi LKS.
3.      Guru berperan sebagai pengawas saat siswanya berdiskusi.
4.      Guru mengumumkan kelompok terbaik dan siwa terbaik dan memberi reward.
5.      Guru memberikan kesimpulan.
c.       Siswa belajar
1.      Siswa belajar bekerja kelompok dalam menyelesaikan LKS.
2.      Siswa belajar menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.
3.      Siswa saling tukar pikiran dengan teman kelompoknya.
4.      Siswa mendapat ilmu dari penjelasan guru.
d.      Kebaikan STL
1.      Siswa dilatih untuk bekerja sama saat menyelesaikan LKS.
2.      Dengan adanya reward siswa termotivasi belajar dengan baik untuk menjadi yang terbaik.
3.      Siswa dilatih untuk bertanggung jawab atas keberhasilan kelompok dan dirinya.
e.       Komentar
Penyampaian materi yang terlalu lama dan monoton, sehingga siswa merasa bosan. Sebisa mungkin menyingkat waktu dalam pembagian kelompok agar waktu yang digunakan tidak hanya untuk membagi kelompok saja.

Pada hari kamis, 9 oktober 2014

4.   Model pembelajaran kooperatif tipe TAI(Team Assisted Individualizition atau Team Accelerated Instruction).
a.      Langkah-langkah :
1.      Guru memulai pelajaran dengan menyapa murid-muridnya.
2.      Guru  memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran, metode pembelajaran yang digunakan dan materi yang akan dipelajari.
3.      Guru menyampaikan materi.
4.      Guru memberikan lembar soal untuk di kerjakan oleh masing-masing individu dan kemudian dikumpulkan.
5.      Guru membentuk siswa dalam kelompok sesuai hasil tes individu masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang.
6.      Guru membagikan lagi hasil tes individu untuk didiskusikan kembali setelah itu dikumpulkan kembali untuk dinilai dan diberi skor.
7.      Guru memberi LKS untuk didiskusikan oleh masing-masing kelompok. Saat diskusi guru memantau kerja siswa.
8.      Guru memberikan tes kedua untuk tiap-tiap individu dan kemudian dikumpulkan untuk dinilai dan diberi skor.
9.      Guru memberi kesempatan siswa untuk menuliskan jawabannya kedepan kelas dan dibahas bersama-sama
10.  Guru memberikan kesimpulan dari materi yang telah diajarkan.
11.  Guru mengumumkan skor tertinggi sebagai reward.
b.      Peran Guru
1.      Guru menyampaikan materi.
2.      Guru sebagai fasilitator karena memfasilitasi soal-soal test dan LKS.
3.      Guru sebagai mediator dalam belajar.
4.      Guru juga berperan sebagai motivator.
5.      Guru sebagai evaluator karna banyak test yang diberikan.
6.      Siswa belajar
7.      Siswa belajar dari penjelasan yang disampaikan guru.
8.      Siswa belajar dari berdiskusi dengan kelompoknya.
9.      Siswa mengasah kemampuan individu dari soal-soal test yang diberikan guru.
c.       Kebaikan TAI
1.      Siswa lebih termotivasi untuk belajar karena diberikan reward yaitu skor.
2.      Siswa dapat belajar dari berdiskusi dengan kelompoknya.
3.      Melatih keterampilan siswa dalam berhitung dari banyak tes yang diberikan.
4.      Dapat mengembangkan pola pikir.
d.      Komentar
1.      Guru lebih teliti lagi dalam membuat materi yang diberikan kepada murid, jangan sampai murid menerima ilmu yang salah karena guru yang tidak teliti.
2.      Guru kurang bisa menguasai kelas. Sehingga kelas menjadi tidak kondusif.

5.      Model pembelajaran kooperatif tipe LT(Learning Together).
a.      Langkah-langkah
1.      Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan berdoa.
2.      Guru menyampaikan materi.
3.      Guru membentuk siswa dalam kelompok dengan acak.
4.      Guru memberikan LKS dan media untuk belajar.
5.      Guru memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi.
6.      Guru memberi kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
7.      Guru memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
8.      Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam.
b.      Peran guru
1.      Guru menyampaikan materi.
2.      Guru membentuk siswa dalam kelompok secara heterogen.
3.      Guru sebagai fasilitator yaitu memfasilitasi media belajar yaitu permen dan LKS.
c.       Siswa belajar
1.      Siswa belajar dari materi yang disampaikan guru.
2.      Siswa belajar dari berdiskusi dengan kelompok dan media.
3.      Siswa belajar dari berdiskusi dengan kelompok.
d.      Kelebihan LT
Dapat melatih siswa untuk bersosialisasiMelatih keberanian untuk mengemukakan pendapat.
e.       Komentar
Sebaiknya media belajar yang digunakan siswa jangan berupa makanan karena akan mengganggu konsentrasi siswa. Seharusnya dalam memberikan media sesuai dengan soal yang ada. Pemberian materi harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.

Pada hari kamis, 16 oktober 2014

6.      Model pembelajaran kooperatif tipe NHT(Numbered Heads Together).
a.      Langkah-langkah
1.      Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan berdoa.
2.      Guru menyampaikan materi.
3.      Guru membentuk siswa dalam kelompok dengan heterogen kemudian masing-masing kelompok diberikan undian sesuai jumlah anggota kelompok.
4.      Guru memberikan LKS dan media untuk belajar.
5.      Guru memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi.
6.      Guru memanggil nomer undian untuk mengerjakan soal , setiap kelompok yang mendapatkan nomer yang dipanggil oleh guru maju bersama untuk mengerjakan soal.
7.      Guru memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
8.      Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam.
b.      Peran guru
1.      Guru sebagai fasilitator dan sebagai mediator.
2.      Guru menyampaikan materi, membagikan LKS dan undian.
c.       Siswa belajar
1.      Siswa belajar dari penjelasan guru.
2.      Siswa juga belajar dari berdiskusi dengan kelompok.
d.      Kebaikan NHT
1.      Siswa lebih berusaha dalam pemahaman materi supaya bila sewaktu waktu siswa dipanggil oleh guru dapat menjawab pertanyaan dari guru.
2.      Siswa dilatih aktif untuk berkomunikasi.
e.       Komentar
Penguasaan kelas belum maksimal sehingga kelas menjadi kurang kondusif. Sebaiknya dalam pembagian kelompok benar-benar heterogen supaya anak yang pandai dapat mengajari temannya yang kurang paham sehingga sewaktu-waktu undian itu jatuh pada siswa dari kelompok tersebut dapat menjawab pertanyaan dari guru dan keberhasilan siswa tersebut ditentukan dari kelompoknya.

7.      Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
a.      Langkah-langkah
1.      Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan berdoa.
2.      Guru menyampaikan materi.
3.      Guru membentuk siswa dalam kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa.
4.      Guru memberikan LKS tiap kelompok dan masing-masing siswa mendapat materi yang berbeda pada tiap kelompoknya. Jadi 1 kelompok diberi 4 materi yang berbeda.
5.      Guru membentuk siswa dalam kelompok baru sesuai dengan materi yang diterima masing- masing anak.
6.      Guru memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi tentang materi yang sama.
7.      Siswa kembali lagi kekelompok semula.
8.      Guru memberikan kuis
9.      Guru memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
10.  Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam.
b.      Peran guru
1.      Guru berperan dalam pembentukan kelompok.
2.      Guru sebagai fasilitator, memfasilitasi LKS.
c.       Siswa belajar
1.      Siswa belajar dari penjelasan guru.
2.      Siswa belajar berbagi dengan kelompok awal dari apa yang didapat dari kelompok ahli.
3.      Siswa juga belajar dari berdiskusi dengan kelompok awal maupun kelompo ahli.
d.      Kebaikan Jigsaw
1.      Siswa dapat berbagi dengan teman kelompok yang pertama dari diskusi kelompok yang kedua.
2.      Siswa tidak jenuh dengan kelompok yang itu itu saja.
3.      Siswa dilatih aktif untuk berkomunikasi.
4.      Materi yang dipelajari akan cepat selesai.
e.       Komentar
1.      Harus memperhatikan jumlah siswa dalam masing-masing kelompok sesuai banyaknya materi agar masing-masing siswa dalam 1 kelompok mendapat 1 materi.
2.      Saat siswa membentuk kelompok ahli kelas menjadi berisik sehingga menjadi tidak kondusif.

8.      Model pembelajaran kooperatif tipe GI(Group Investigation)
a.      Langkah-langkah
1.      Guru membuka pelajaran dengan memberi salam dan berdoa.
2.      Guru memberikan penjelasan tentang apa yang akan di pelajari dan metode apa yang digunakan.
3.      Guru membentuk siswa kedalam kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang.
4.      Guru membagikan LKS pada masing-masing kelompok sebagai bahan untuk diinvestigasi siswa.
5.      Siswa mencari materi dengan adanya masalah dan mendiskusikannya oleh kelompok dari LKS.
6.      Siswa mempresentasikan hasil diskusi.
7.      Guru menyimpulkan dari apa yang telah dipelajari.
8.      Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam.
b.      Peran guru
1.      Guru berperan dalam pembagian kelompok.
2.      Guru Sebagai pembimbing siswa dalam mencari penyelesaian masalah sendiri dan membantu jika siswa dalam kesulitan.
3.      Guru sebagai fasilitator yang memfasilitasi buku LKS.
c.       Siswa belajar
Siswa belajar dari LKS dan berdiskusi dengan kelompoknya.
d.      Kebaikan GI
1.      Melatih siswa untuk aktif, mandiri dalam belajar jadi ilmu yang didapat akan lebih lama disimpan dalam otak.
2.      Guru tidak banyak mengeluarkan energi untuk menyampaikan materi, karena siswa yang aktif sendiri mencari materi yang bersangkutan.
e.       Kesan
Hasil mengajarnya kurang memuaskan karena murid yang diajarkan bukan murid smp sungguhan tetapi mahasiswa yang berperan sebagai murid smp jadi cenderung banyak bercanda dan canggung.
Pada hari kamis, 23 oktober 2014
9.      Model Pembelajaran kooperatif tipe Discovery Learning
a.      Langkah-langkah
1.      Guru memulai pelajaran dengan memberi salam dan berdoa.
2.      Guru mengingatkan siswa pada materi yang lalu.
3.      Guru  menyampaikan materi pelajaran yang akan dipelajari.
4.      Guru membentuk siswa kedalam kelompok dan masing-masing kelompok terdapat 4-5 siswa.
5.      Guru membagikan LKS tiap kelompok sebagai sumber untuk mencari materi pelajaran yang akan dipelajari dan menyelesaikan masalah yang ada pada LKS secara berdiskusi.
6.      Guru mendampingi siswa ketika siswa sedang berdiskusi.
7.      Guru memberi kesempatan siswa untuk mempesentasikan hasil diskusinya ke depan kelas.
8.      Guru membahas hasil diskusi siswa dan memberikan kesimpulan dari apa yang telah dipelajari.
9.      Guru mengakhiri pelajaran.
b.      Peran guru
1.      Guru berperan dalam pembentukan kelompok.
2.      Guru sebagai fasilitator karena menyediakan LKS untuk belajar
3.      Guru sebagai pembimbing ketika mendampingi jalannya diskusi siswa.
c.       Siswa belajar
Siswa belajar dari berdiskusi dengan kelompok.
d.      Kebaikan Discovery Learning
1.      Melatih siswa untuk mengemukakan pendapat dan saling tukar pikiran.
2.      Meningkatkan rasa ingin tahu siswa tentang isi materi yang dipelajari.
3.      Melatih siswa untuk mandiri mencari materi pelajaran sendiri.
4.      Ilmu yang didapat lebih dapat tersimpan lebih lama diotak karena siswa menyimpulkan sendiri dari materi yang di dapat.
e.       Komentar
1.      Guru kurang memahami materi yang diajarkan kepada siswa sehingga ketika siswa sedang dalam kesulitan dan bertanya jawaban guru kurang tepat maka sebaiknya guru lebih mempersiapkan lagi materi yang akan diberikan.

2.      Guru kurang menguasai kelas sehingga kelas menjadi tidak kondusif.