Dalam pembelajaran kooperatif ini kita mengenal
tentang model-model pembelajaran kooperatif. Saya belajar model-model
pembelajaran kooperatif ini dengan mengamati dari kelompok-kelompok yang
menampilkan berbagai model-model pembelajaran kooperatif di depan kelas.
Masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang dan menampilkan model-model
pembelajaran yang berbeda untuk setiap kelompoknya dan 1 kelas terdiri kurang
lebih ada 40 anak. Kelompok yang tampil berperan sebagai guru dan yang tidak
tampil berperan sebagai siswa. Ada 9 tipe yang sempat ditampilkan dalam
perkuliahan lalu yaitu : tipe STAD, tipe Make and Match, tipe STL, tipe TAI,
tipe LT, tipe NHT, tipe JIGSAW, tipe GI dan tipe Discovery Learning. Adapun
hasil pengamatan dan komentar saya dari kelompok yang telah menampilkan
tipe-tipe pembelajaran kooperatif sebagai berikut :
Pada
hari kamis 25 september 2014
1.
Model
pembelajaran kooperatif tipe STAD(Student Teams Achievement).
a.
Langkah-langkah
:
1. Guru
memulai pelajaran dengan menyapa murid-muridnya.
2. Guru
menyiapkan siswa untuk siap memulai pelajaran.
3. Guru
memberi tahu materi pelajaran yang akan dipelajari.
4. Guru
memberikan penjelasan tentang materi yang sedang dipelajari.
5. Guru
membentuk siswa kedalam kelompok. Tiap kelompok 4-5 siswa.
6. Guru
memberikan LKS pada tiap-tiap kelompok.
7. Siswa
diberi kesempatan untuk berdiskusi.
8. Guru
memberi kesempatan pada tiap-tiap kelompok untuk presentasi,
9. Guru
memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
b.
Peran
guru
1. Guru
menyampaikan materi.
2. Guru
membentuk siswa kedalam kelompok.
3. Guru
sebagai fasilitator karena guru memberi fasilitas untuk belajar yaitu LKS.
4. Guru
sebagai mediator.
5. Guru
sebagai sumber ilmu.
6. Guru
mengumumkan siswa terbaik.
c.
Siswa
belajar
1. Siswa
belajar dari penjelasan yang diberikan oleh guru.
2. Siswa
belajar dari berdiskusi dengan teman kelompoknya.
3. Siswa
melatih kemampuannya dari soal-soal yang diberikan.
4. Siswa
saling bertukar pikiran dengan teman kelompoknya.
d.
Kebaikan
STAD
1. Dapat
melatih siswa mengembangkan sosialisasi dengan kelompoknya.
2. Melatih
siswa untuk lebih terampil dalam mengerjakan soal-soal.
3. Melatih
keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat.
e.
Komentar
saya
Guru
kurang menguasai kelas sehingga kelas menjadi tidak kondusif, siswa cenderung
berdiskusi diluar topik materi pelajaran. Guru perlu mengajak siswa untuk aktif
berdiskusi materi yang sedang dipelajari.
2.
Model
pembelajaran kooperatif tipe Make a match
a.
Langkah-langkah
1. Guru
memberikan salam dan berdoa sebelum memulai pelajaran.
2. Guru
menyiapkan siswa untuk siap memulai pelajaran.
3. Guru
memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran, metode pembelajaran yang
digunakan, materi yang akan dipelajari.
4. Guru
membentuk siswa kedalam 2 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri jumlah
siswa yang sama banyak dan kedua kelompok itu dinamai kelompok A dan kelompok
B.
5. Guru
membagikan lembar kartu berisi jawaban dan soal. masing – masing siswa satu
lembar kartu , kelompok A mendapat masing – masing satu lembar jawaban dan
kelompok B masing – masing mendapat satu lembar kartu soal.
6. Siswa
diberi kesempatan untuk mencari pasangan jawaban dan pertanyaan yang tepat.
7. Siswa
yang sudah mendapatkan pasangannya diminta untuk presentasi dan hasil
presentasinya didisukusikan benar atau salahnya. Yang belum mendapat pasangan
duduk di deretan belakang yang nantinya akan dihukum kemudian di bantu mencari
pasangannya.
8. Guru
menghukum siswa yang salah memilih pasangan.
9. Guru
memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
b.
Peran
guru
1. Guru
sebagai fasilitator memfasilitasi kartu lembar soal dan jawaban.
2. Guru
sebagai mediator dalam belajar.
3. Guru
sebagai penilai. Guru mengkonfirmasi kebenaran pasangan jawaban dan pertanyaan.
c.
Siswa
belajar
1. Siswa
belajar untuk mencari jawaban atau petanyaan yang tepat.
2. Siswa
belajar dari diskusi guru dan siswa-siswa yang lain saat pengecekan
masing-masing pasangan.
d.
Kebaikan
Make and Match
1. Dengan
adanya hukuman siswa dilatih untuk lebih teliti dalam mencari pasangan, jadi
siswa tidak asal memilih pasangan.
2. Materi
pelajarannya jadi lebih menarik perhatian siswa
3. Mengembangkan
sosialisasi siswa.
e.
Komentar
Pembelajarannya
menjadi sangat berisik saat mencari pasangan jawaban maupun pertanyaan
menyebabkan kelas yang kurang kondusif. Guru sebaiknya memberikan referensi
buku sebagai sumber belajar siswa supaya saat mencari pasangan juga tidak
kesulitan dan dapat mengkonfirmasi saat pengecekan pasangan dan jawaban secara
jelas.
Pada
hari kamis 2 oktober 2014
3.
Model
pembelajaran kooperatif Tipe STL( Student Team Learning).
a.
Langkah
– langkah :
1. Guru
memberikan salam dan doa sebagai pembuka pelajaran.
2. Guru
memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran, metode pembelajaran yang
digunakan, materi yang akan dipelajari.
3. Guru
membagi kelompok (5 – 6) siswa dengan heterogen.
4. Guru
membagikan LKS kepada masing – masing kelompok.
5. Guru
menjelaskan materi dengan monitor.
6. Siswa
berdiskusi untuk menyelesaikan masalah yang ada pada LKS.
7. Perwakilan
dari masing – masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya.
8. Guru
memberi reward kepada kelompok terbaik dan siswa terbaik.
b.
Peran
Guru
1. Guru
menyampaikan materi pelajaran.
2. Guru
berperan sebagai fasilitator memfasilitasi LKS.
3. Guru
berperan sebagai pengawas saat siswanya berdiskusi.
4. Guru
mengumumkan kelompok terbaik dan siwa terbaik dan memberi reward.
5. Guru
memberikan kesimpulan.
c.
Siswa
belajar
1. Siswa
belajar bekerja kelompok dalam menyelesaikan LKS.
2. Siswa
belajar menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.
3. Siswa
saling tukar pikiran dengan teman kelompoknya.
4. Siswa
mendapat ilmu dari penjelasan guru.
d.
Kebaikan
STL
1. Siswa
dilatih untuk bekerja sama saat menyelesaikan LKS.
2. Dengan
adanya reward siswa termotivasi belajar dengan baik untuk menjadi yang terbaik.
3. Siswa dilatih untuk bertanggung jawab atas keberhasilan
kelompok dan dirinya.
e.
Komentar
Penyampaian
materi yang terlalu lama dan monoton, sehingga siswa merasa bosan. Sebisa
mungkin menyingkat waktu dalam pembagian kelompok agar waktu yang digunakan
tidak hanya untuk membagi kelompok saja.
Pada
hari kamis, 9 oktober 2014
4. Model pembelajaran kooperatif tipe
TAI(Team Assisted Individualizition atau Team Accelerated Instruction).
a.
Langkah-langkah
:
1. Guru
memulai pelajaran dengan menyapa murid-muridnya.
2. Guru
memberikan penjelasan tentang tujuan
pembelajaran, metode pembelajaran yang digunakan dan materi yang akan
dipelajari.
3. Guru
menyampaikan materi.
4. Guru
memberikan lembar soal untuk di kerjakan oleh masing-masing individu dan
kemudian dikumpulkan.
5. Guru
membentuk siswa dalam kelompok sesuai hasil tes individu masing-masing kelompok
terdiri dari 4-5 orang.
6. Guru
membagikan lagi hasil tes individu untuk didiskusikan kembali setelah itu
dikumpulkan kembali untuk dinilai dan diberi skor.
7. Guru
memberi LKS untuk didiskusikan oleh masing-masing kelompok. Saat diskusi guru
memantau kerja siswa.
8. Guru
memberikan tes kedua untuk tiap-tiap individu dan kemudian dikumpulkan untuk
dinilai dan diberi skor.
9. Guru
memberi kesempatan siswa untuk menuliskan jawabannya kedepan kelas dan dibahas
bersama-sama
10. Guru
memberikan kesimpulan dari materi yang telah diajarkan.
11. Guru
mengumumkan skor tertinggi sebagai reward.
b.
Peran
Guru
1. Guru
menyampaikan materi.
2. Guru
sebagai fasilitator karena memfasilitasi soal-soal test dan LKS.
3. Guru
sebagai mediator dalam belajar.
4. Guru
juga berperan sebagai motivator.
5. Guru
sebagai evaluator karna banyak test yang diberikan.
6. Siswa
belajar
7. Siswa
belajar dari penjelasan yang disampaikan guru.
8. Siswa
belajar dari berdiskusi dengan kelompoknya.
9. Siswa
mengasah kemampuan individu dari soal-soal test yang diberikan guru.
c.
Kebaikan
TAI
1. Siswa
lebih termotivasi untuk belajar karena diberikan reward yaitu skor.
2. Siswa
dapat belajar dari berdiskusi dengan kelompoknya.
3. Melatih
keterampilan siswa dalam berhitung dari banyak tes yang diberikan.
4. Dapat mengembangkan pola pikir.
d.
Komentar
1. Guru
lebih teliti lagi dalam membuat materi yang diberikan kepada murid, jangan
sampai murid menerima ilmu yang salah karena guru yang tidak teliti.
2. Guru
kurang bisa menguasai kelas. Sehingga kelas menjadi tidak kondusif.
5.
Model
pembelajaran kooperatif tipe LT(Learning Together).
a.
Langkah-langkah
1. Guru
membuka pelajaran dengan mengucap salam dan berdoa.
2. Guru
menyampaikan materi.
3. Guru
membentuk siswa dalam kelompok dengan acak.
4. Guru
memberikan LKS dan media untuk belajar.
5. Guru
memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi.
6. Guru
memberi kesempatan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
7. Guru
memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
8. Guru
menutup pelajaran dengan berdoa dan salam.
b.
Peran
guru
1. Guru
menyampaikan materi.
2. Guru
membentuk siswa dalam kelompok secara heterogen.
3. Guru
sebagai fasilitator yaitu memfasilitasi media belajar yaitu permen dan LKS.
c.
Siswa
belajar
1. Siswa
belajar dari materi yang disampaikan guru.
2. Siswa
belajar dari berdiskusi dengan kelompok dan media.
3. Siswa
belajar dari berdiskusi dengan kelompok.
d.
Kelebihan
LT
Dapat
melatih siswa untuk bersosialisasiMelatih keberanian untuk mengemukakan
pendapat.
e.
Komentar
Sebaiknya
media belajar yang digunakan siswa jangan berupa makanan karena akan mengganggu
konsentrasi siswa. Seharusnya
dalam memberikan media sesuai dengan soal yang ada. Pemberian materi harus disesuaikan
dengan kemampuan siswa.
Pada
hari kamis, 16 oktober 2014
6.
Model
pembelajaran kooperatif tipe NHT(Numbered Heads Together).
a.
Langkah-langkah
1. Guru
membuka pelajaran dengan mengucap salam dan berdoa.
2. Guru
menyampaikan materi.
3. Guru
membentuk siswa dalam kelompok dengan heterogen kemudian masing-masing kelompok
diberikan undian sesuai jumlah anggota kelompok.
4. Guru
memberikan LKS dan media untuk belajar.
5. Guru
memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi.
6. Guru
memanggil nomer undian untuk mengerjakan soal , setiap kelompok yang
mendapatkan nomer yang dipanggil oleh guru maju bersama untuk mengerjakan soal.
7. Guru
memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
8. Guru
menutup pelajaran dengan berdoa dan salam.
b.
Peran
guru
1. Guru
sebagai fasilitator dan sebagai mediator.
2. Guru
menyampaikan materi, membagikan LKS dan undian.
c.
Siswa
belajar
1. Siswa
belajar dari penjelasan guru.
2. Siswa
juga belajar dari berdiskusi dengan kelompok.
d.
Kebaikan
NHT
1. Siswa
lebih berusaha dalam pemahaman materi supaya bila sewaktu waktu siswa dipanggil
oleh guru dapat menjawab pertanyaan dari guru.
2. Siswa
dilatih aktif untuk berkomunikasi.
e.
Komentar
Penguasaan
kelas belum maksimal sehingga kelas menjadi kurang kondusif. Sebaiknya dalam
pembagian kelompok benar-benar heterogen supaya anak yang pandai dapat
mengajari temannya yang kurang paham sehingga sewaktu-waktu undian itu jatuh
pada siswa dari kelompok tersebut dapat menjawab pertanyaan dari guru dan
keberhasilan siswa tersebut ditentukan dari kelompoknya.
7.
Model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
a.
Langkah-langkah
1. Guru
membuka pelajaran dengan mengucap salam dan berdoa.
2. Guru
menyampaikan materi.
3. Guru
membentuk siswa dalam kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 4
siswa.
4. Guru
memberikan LKS tiap kelompok dan masing-masing siswa mendapat materi yang
berbeda pada tiap kelompoknya. Jadi 1 kelompok diberi 4 materi yang berbeda.
5. Guru
membentuk siswa dalam kelompok baru sesuai dengan materi yang diterima masing-
masing anak.
6. Guru
memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi tentang materi yang sama.
7. Siswa
kembali lagi kekelompok semula.
8. Guru
memberikan kuis
9. Guru
memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
10. Guru
menutup pelajaran dengan berdoa dan salam.
b.
Peran
guru
1. Guru
berperan dalam pembentukan kelompok.
2. Guru
sebagai fasilitator, memfasilitasi LKS.
c.
Siswa
belajar
1. Siswa
belajar dari penjelasan guru.
2. Siswa
belajar berbagi dengan kelompok awal dari apa yang didapat dari kelompok ahli.
3. Siswa
juga belajar dari berdiskusi dengan kelompok awal maupun kelompo ahli.
d.
Kebaikan
Jigsaw
1. Siswa
dapat berbagi dengan teman kelompok yang pertama dari diskusi kelompok yang
kedua.
2. Siswa
tidak jenuh dengan kelompok yang itu itu saja.
3. Siswa
dilatih aktif untuk berkomunikasi.
4. Materi
yang dipelajari akan cepat selesai.
e.
Komentar
1. Harus
memperhatikan jumlah siswa dalam masing-masing kelompok sesuai banyaknya materi
agar masing-masing siswa dalam 1 kelompok mendapat 1 materi.
2. Saat
siswa membentuk kelompok ahli kelas menjadi berisik sehingga menjadi tidak
kondusif.
8.
Model
pembelajaran kooperatif tipe GI(Group Investigation)
a.
Langkah-langkah
1. Guru
membuka pelajaran dengan memberi salam dan berdoa.
2. Guru
memberikan penjelasan tentang apa yang akan di pelajari dan metode apa yang
digunakan.
3. Guru
membentuk siswa kedalam kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5-6
orang.
4. Guru
membagikan LKS pada masing-masing kelompok sebagai bahan untuk diinvestigasi
siswa.
5. Siswa
mencari materi dengan adanya masalah dan mendiskusikannya oleh kelompok dari
LKS.
6. Siswa
mempresentasikan hasil diskusi.
7. Guru
menyimpulkan dari apa yang telah dipelajari.
8. Guru
menutup pelajaran dengan berdoa dan salam.
b.
Peran
guru
1. Guru
berperan dalam pembagian kelompok.
2. Guru
Sebagai pembimbing siswa dalam mencari penyelesaian masalah sendiri dan
membantu jika siswa dalam kesulitan.
3. Guru
sebagai fasilitator yang memfasilitasi buku LKS.
c.
Siswa
belajar
Siswa
belajar dari LKS dan berdiskusi dengan kelompoknya.
d.
Kebaikan
GI
1. Melatih
siswa untuk aktif,
mandiri dalam belajar jadi ilmu yang didapat akan lebih lama disimpan dalam
otak.
2. Guru
tidak banyak mengeluarkan energi untuk menyampaikan materi, karena siswa yang
aktif sendiri mencari materi yang bersangkutan.
e.
Kesan
Hasil
mengajarnya kurang memuaskan karena murid yang diajarkan bukan murid smp
sungguhan tetapi mahasiswa yang berperan sebagai murid smp jadi cenderung
banyak bercanda dan canggung.
Pada
hari kamis, 23 oktober 2014
9. Model
Pembelajaran kooperatif tipe Discovery
Learning
a.
Langkah-langkah
1. Guru
memulai pelajaran dengan memberi salam dan berdoa.
2. Guru
mengingatkan siswa pada materi yang lalu.
3. Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan dipelajari.
4. Guru
membentuk siswa kedalam kelompok dan masing-masing kelompok terdapat 4-5 siswa.
5. Guru
membagikan LKS tiap kelompok sebagai sumber untuk mencari materi pelajaran yang
akan dipelajari dan menyelesaikan masalah yang ada pada LKS secara berdiskusi.
6. Guru
mendampingi siswa ketika siswa sedang berdiskusi.
7. Guru
memberi kesempatan siswa untuk mempesentasikan hasil diskusinya ke depan kelas.
8. Guru
membahas hasil diskusi siswa dan memberikan kesimpulan dari apa yang telah
dipelajari.
9. Guru
mengakhiri pelajaran.
b.
Peran
guru
1. Guru
berperan dalam pembentukan kelompok.
2. Guru
sebagai fasilitator karena menyediakan LKS untuk belajar
3. Guru
sebagai pembimbing ketika mendampingi jalannya diskusi siswa.
c.
Siswa
belajar
Siswa
belajar dari berdiskusi dengan kelompok.
d.
Kebaikan
Discovery Learning
1. Melatih
siswa untuk mengemukakan pendapat dan saling tukar pikiran.
2. Meningkatkan
rasa ingin tahu siswa tentang isi materi yang dipelajari.
3. Melatih
siswa untuk mandiri mencari materi pelajaran sendiri.
4. Ilmu
yang didapat lebih dapat tersimpan lebih lama diotak karena siswa menyimpulkan sendiri
dari materi yang di dapat.
e.
Komentar
1. Guru
kurang memahami materi yang diajarkan kepada siswa sehingga ketika siswa sedang
dalam kesulitan dan bertanya jawaban guru kurang tepat maka sebaiknya guru
lebih mempersiapkan lagi materi yang akan diberikan.
2. Guru
kurang menguasai kelas sehingga kelas menjadi tidak kondusif.